HARI KESEHATAN NASIONAL (Khutbah Juma'at)
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah
waktu terus berlalu dan umur kita makin bertambah dan perkembangan begitu
pesat serta perubahan terus terjadi. Kita yang tadinya masih anak-anak sekarang
menjadi remaja, kemudian menjadi dewasa dan ada diantara kita sudah tergolong
lansia atau lanjut usia. Melalui mimbar ini kami
mengingatkan kepada kita semua marilah kita selalu berupaya meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan cara mengerjakan apa yang menjadi
perintah dan meninggalkan apa yang menjadi laranga-Nya.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Sekarang kita berada dalam bulan november dalam kalender Nasional ada suatu
hari yang di peringati untuk menngingatkan kita tentang penting nikmat
kesehatan. Berkenaan dengan itu Pada hari ini khubtah kita berjudul ” Hari Kesehatan Nasional”.
Agama islam
sebagai agama yang sempurna, menjadi petunjuk bagi umat manusia pada semua
aspek kehidupan. Tidak ada satu halpun
yang tidak ada tuntunan dalam upaya mendampingi manusia sebagai khalifah dimuka
bumi. Dari aspek/bidang kesehatan islam
memberikan tuntunan yang begitu lengkap dan menyeluruh, baik yang disebutkan
secara langsung maupun yang terbungkus dibalik hikmah sebuah tuntunan ibadah
maupun larangan yang harus dihindari.
Bila itu suatu perintah maka dapatlah kita maklumi itu akan memberikan
manfaat bagi kita dan bila itu larangan akan memberikan mudharat bagi kita
bahkan mungkin bagi lingkungan,masyarakat bahkan generasi yang akan datang.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam keseharian
kita akrab dengan kata-kata sehat namun belum tentu kita kita memiliki kesamaan
pandangan tentang sehat.
WHO (organisasi
kesehatan dunia) tahun 1947 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
Artinya : seorang
muslim yang kelihatan sehat badannya, tinggi,besar otot besar, stamina kuat
tapi tetap dinyatakan tidak sehat atau sakit kalau mentalnya dan sosialnya
belum sempurna/tidak sehat. Kalau saja badan kita sehat tapi kita memiliki
penyakit JIWA dan sosial misalnya iri, dengki, riya’, takabur, sombong, suka
berjudi, mabuk-mabukan, susah melihat orang lain senang, senang melihat orang
lain susah. Maka berhati-hatilah ini pertanda kita sedang sakit. Dalam kesehatan mental
dan sosial ini : kita dikatakan Belum beriman sampai kita mencintai saudara
kita sama dengan mencintai dirinya sendiri.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam kesehatan
jasmani banyak sekali tuntunan mulai dari adab berwudhu,mandi wajib, membaca al
qur’an, shalat, puasa, dan banyak aktivitas lainya memberikan dampak langsung
pada kesehatan kita. Bahkan dengan tegas
kita diharuskan menjaga kebersihan, rasulullah dalam hasistnya menyatakan :
” kebersihan
adalah sebagian dari iman” (ahsin, 2007 ; 17)
Kebersihan disini
dapat kita artikan meliputi kebersihan fisik/badan, kebersihan jiwa/psikis, dan
kebersihan dari penyakit sosial.
Mengenai hal iNi Allah berfirman :
... 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÎ/º§qG9$# =Ïtäur úïÌÎdgsÜtFßJø9$# ÇËËËÈ
Artinya : sesungguhnya
Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang
membersihkan diri.
(Q.S. al
baqarah/2 : 222)
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam
perkembangan pengertian sehat mengalami perkembangan dengan melihat
perkembangan dunia kesehatan dan kedokteran.
Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan yang merupakan adaptasi
dari pengertian sehat menurut WHO tahun 1988 pengertian sehat menjadi keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup
produktif sosial dan ekonomi. Dari
pengertian ini untuk dapat hidup sehat kita dituntut untuk hidup produktif baik
secara sosial maupun secara ekomoni. Dua
aspek inilah yang menjadi penambahan dalam definisi yang dianut saat ini. Lalu bagaimana dengan islam apakah
perkembangan ini menjadikan tuntunan islam menjadi ketinggalan. Jawabnya tidak. Jauh sebelum kesehatan berkembang pesat
dengan segala kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran islam sudah
memberikan tuntunan, sehingga bagi orang yang beragama islam jika ia hidup
dalam tuntunan syariat agama yang benar maka kesehatannya akan terjamin. Bukankan kita ketahui dari kisah bahwa rosul
itu adalah orang yang prima kesehatannya, itu semua dikerenakan akhlak beliau
adalah al qur’an, dan perbuatan beliau adalah tuntunan (hadist). Kalau ternyata hidup kita sering mengalami
kesakitan dan selalu kurang sehat coba kita renungkan jangan-jangan kita masih
banyak meninggalkan tuntunan dan sering mengerjakan apa yang menjadi larangan
dari Allah SWT.
Kalau itu yang
terjadi maka kita diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR ….
”hai orang-orang
yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
(Q.S. At
Tahrim/66 : 6)
Sebelum kita
menjalani neraka di akhirat maka perlu kita pikirkan neraka dunia sebagai
akibat penyakit yang kita derita.
Sebelum menjaga orang lain maka kewajiban kita untk menjaga diri kita
terlebih dahulu. Dengan demikian kita
dapat menjadi tauladan atau contoh buat keluarga dan orang yang ada
dilingkungan kita.
Saudara-saudara kaum muslimin
rahimakumullah,
Dikatakan sehat
bila kita produktif secara sosial artinya, kehadiran kita memberikan manfaat
buat orang lain dan dapat memberikan sumbangsih dalam pembangunan sosial
kemasyarakatan. Ketika ada oang lain yang memerlukan pertolongan kita siap
membantu, ketika orang lain kelaparan
kita memberikan infaq dan sedekah, dapat mengendalikan emosi dan amarah,
menjalin silaturrahmi dan terlibat dalam banyak kegiatan sosial kemasyarakatan
yang memberikan nilai kebaikan/kemaslahatan umat.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Sedangkan
produktif secara ekonomi secara aplikatif artinya kita dapat membiayai
kebutuhan kita sehari-hari baik untuk diri kita sendiri maupun untuk
kelaurga. Tentang hal ini islam sangat
memberikan dorongan/support. Kita
dilarang menjadi muslim yang lemah sebagaimana dalam hadist rosulullah Saw :
”Muslim yang kuat
lebih dicintai dibanding muslim yang lemah”
”dan takutlah
kamu jika meninggalkan keturunan yang lemah”.
Agama islam
adalah agama yang tawazun atau agama yang seimbang dalam memandang suatu
persoalan hidup dan kehidupan bahka sampai kehidupan akhirat sekalipun.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Saat ini kondisi
kita memang memprihatinkan, Indeks pembangunan manusia indonesia (human
development index) kita menempati urutan bawah dari semua nagara didunia,
padahal kita mayoritas muslim. Kondisi
perekonomian dan income perkapita atau penghasilan masih bagitu rendah bahkan
masih banyak saudara kita yang tergolong berada di bawah garis kemiskinan. Padahal kemiskinan itu
dekat dengan kekufuran. Maka dapat
dimengerti hanya untuk kepentingan perut orang bisa pindah agama hanya untuk
mendapatkan 1 kardus supermidie, ½ kg susu skim atau karena mendapatkan bantuan
biaya sekolah bahkan karena tidak dapat membayar biaya pelayanan kesehatan.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Bicara tentang
ekomomi islam begitu lama memberikan contoh dan tuntunan bagaimana kita bisa
hidup bersaing atau kompetitif dalam menjalami kehidupan. Kita disuruh mencari kehidupan dunia
disamping mencari bekal utama yaitu penghidupan akhirat sebagaimana firman Allah :
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ
اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلاَ تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا …
(Q.S. Al Qasas : 77)
Artinya :
“Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…”.
Dari ayat tersebut
artinya kita harus ambil bagian dalam menggampai kenikmatan dunia. Suatu jebakan lama yang mengatakan bahwa “orang
islam itu surganya di akhirat di dunia penjara baginya”. Jangan-jangan kalimat ini ditanamkan belanda
ketika menjajah kita agar kita terus tertinggal dalam setiap sisi kehidupan.
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk produktif
dalam bidang ekomomi tidak dapat dipungkiri kita harus mempunyai ilmu dan
keterampilan yang paling mendasar adalah kita harus bekerja. Dalam menjalani hidup kita tidak
diperbolehkan hanya menjalankan ibadah dimasjid saja atau disajadah saja lalu
kita menunggu dirumah rejeki dari Allah. Bukankah begitu jelas
Allah memperingatkan
kita :
Artinya :
” Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
(Q.S. Al Jumu’ah ; 10).
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berusaha untuk
selalu meningkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan segala perintahnya. Secara kuantitas kita laksanakan sesuai
dengan dengan jumlahnya dan secara kualitas kita laksanakan sesuai dengan
tuntunan agama kita. Seperti shalat ”rosul
mengisyaratkan shalatlah sebagaimana aku shalat, karena kalau kita tidak
mengerjakan sesuai dengan tuntunan jangan-jangan kita tidak mendapatkan apa-apa
atau malah celaka sebagimana firman Allah :
ÇÌÈ ×@÷uqsù ú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ tûïÏ%©!$# öNèd crâä!#tã ÇÏÈ tbqãèuZôJtur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ
4. Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai
dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya
7. Dan enggan (menolong dengan) barang
berguna
Terlepas dari hikmah dan kebaikan
yang dikaruniakan Allah dari ibadah yang kita jalankan, janganlah kita menjadi
salah niat, nilai sehat yang kita
dapatkan da setumpuk dampak baik lainnya itu hanyalah bonus atau hadiah dari Allah yang maha kuasa, tapi itu semua kita
kerjakan dengan iklas dan yang kita cari tetaplah keridhoan Dari-Nya. Semoga dengan peringatan hari kesehatan
nasional ini kita semakin termotivasi untuk beribadah yang salah satu dampaknya
adalah untuk menjaga kesehatan kita secara individu, masyarakat maupun negara
”sehat negeriku sehat bangsaKu.
Semoga Allah memberikan kekuatan
dan melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua dan kita termasuk orang-orang
yang beruntung.