Jumat, 21 November 2014

Hari kesehatan nasional (Khutbah Jum'at)



HARI KESEHATAN NASIONAL (Khutbah Juma'at)


Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah
waktu terus berlalu dan umur kita makin bertambah dan perkembangan begitu pesat serta perubahan terus terjadi. Kita yang tadinya masih anak-anak sekarang menjadi remaja, kemudian menjadi dewasa dan ada diantara kita sudah tergolong lansia atau lanjut usia. Melalui mimbar ini kami mengingatkan kepada kita semua marilah kita selalu berupaya meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT yaitu dengan cara mengerjakan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang menjadi laranga-Nya.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Sekarang kita berada dalam bulan november dalam kalender Nasional ada suatu hari yang di peringati untuk menngingatkan kita tentang penting nikmat kesehatan.  Berkenaan dengan itu Pada hari ini khubtah kita berjudul ” Hari Kesehatan Nasional”.
Agama islam sebagai agama yang sempurna, menjadi petunjuk bagi umat manusia pada semua aspek kehidupan.  Tidak ada satu halpun yang tidak ada tuntunan dalam upaya mendampingi manusia sebagai khalifah dimuka bumi.  Dari aspek/bidang kesehatan islam memberikan tuntunan yang begitu lengkap dan menyeluruh, baik yang disebutkan secara langsung maupun yang terbungkus dibalik hikmah sebuah tuntunan ibadah maupun larangan yang harus dihindari.  Bila itu suatu perintah maka dapatlah kita maklumi itu akan memberikan manfaat bagi kita dan bila itu larangan akan memberikan mudharat bagi kita bahkan mungkin bagi lingkungan,masyarakat bahkan generasi yang akan datang.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam keseharian kita akrab dengan kata-kata sehat namun belum tentu kita kita memiliki kesamaan pandangan tentang sehat. 
WHO (organisasi kesehatan dunia) tahun 1947 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Artinya : seorang muslim yang kelihatan sehat badannya, tinggi,besar otot besar, stamina kuat tapi tetap dinyatakan tidak sehat atau sakit kalau mentalnya dan sosialnya belum sempurna/tidak sehat.   Kalau saja badan kita sehat tapi kita memiliki penyakit JIWA dan sosial misalnya iri, dengki, riya’, takabur, sombong, suka berjudi, mabuk-mabukan, susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah. Maka berhati-hatilah ini pertanda kita sedang sakit.  Dalam kesehatan mental dan sosial ini : kita dikatakan Belum beriman sampai kita mencintai saudara kita sama dengan mencintai dirinya sendiri. 

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam kesehatan jasmani banyak sekali tuntunan mulai dari adab berwudhu,mandi wajib, membaca al qur’an, shalat, puasa, dan banyak aktivitas lainya memberikan dampak langsung pada kesehatan kita.  Bahkan dengan tegas kita diharuskan menjaga kebersihan, rasulullah dalam hasistnya menyatakan :


” kebersihan adalah sebagian dari iman” (ahsin, 2007 ; 17)
Kebersihan disini dapat kita artikan meliputi kebersihan fisik/badan, kebersihan jiwa/psikis, dan kebersihan dari penyakit sosial.  Mengenai hal iNi Allah berfirman :

... 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÎ/º§q­G9$# =Ïtäur šúï̍ÎdgsÜtFßJø9$# ÇËËËÈ
Artinya : sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang membersihkan diri.
(Q.S. al baqarah/2 : 222)  

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dalam perkembangan pengertian sehat mengalami perkembangan dengan melihat perkembangan dunia kesehatan dan kedokteran.  Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan yang merupakan adaptasi dari pengertian sehat menurut WHO tahun 1988 pengertian sehat menjadi keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif sosial dan ekonomi.  Dari pengertian ini untuk dapat hidup sehat kita dituntut untuk hidup produktif baik secara sosial maupun secara ekomoni.  Dua aspek inilah yang menjadi penambahan dalam definisi yang dianut saat ini.    Lalu bagaimana dengan islam apakah perkembangan ini menjadikan tuntunan islam menjadi ketinggalan.  Jawabnya tidak.  Jauh sebelum kesehatan berkembang pesat dengan segala kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran islam sudah memberikan tuntunan, sehingga bagi orang yang beragama islam jika ia hidup dalam tuntunan syariat agama yang benar maka kesehatannya akan terjamin.  Bukankan kita ketahui dari kisah bahwa rosul itu adalah orang yang prima kesehatannya, itu semua dikerenakan akhlak beliau adalah al qur’an, dan perbuatan beliau adalah tuntunan (hadist).  Kalau ternyata hidup kita sering mengalami kesakitan dan selalu kurang sehat coba kita renungkan jangan-jangan kita masih banyak meninggalkan tuntunan dan sering mengerjakan apa yang menjadi larangan dari Allah SWT.  
Kalau itu yang terjadi maka kita diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya :

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR ….
”hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
(Q.S. At Tahrim/66 : 6) 
Sebelum kita menjalani neraka di akhirat maka perlu kita pikirkan neraka dunia sebagai akibat penyakit yang kita derita.  Sebelum menjaga orang lain maka kewajiban kita untk menjaga diri kita terlebih dahulu.  Dengan demikian kita dapat menjadi tauladan atau contoh buat keluarga dan orang yang ada dilingkungan kita.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Dikatakan sehat bila kita produktif secara sosial artinya, kehadiran kita memberikan manfaat buat orang lain dan dapat memberikan sumbangsih dalam pembangunan sosial kemasyarakatan. Ketika ada oang lain yang memerlukan pertolongan kita siap membantu, ketika orang lain kelaparan  kita memberikan infaq dan sedekah, dapat mengendalikan emosi dan amarah, menjalin silaturrahmi dan terlibat dalam banyak kegiatan sosial kemasyarakatan yang memberikan nilai kebaikan/kemaslahatan umat. 

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Sedangkan produktif secara ekonomi secara aplikatif artinya kita dapat membiayai kebutuhan kita sehari-hari baik untuk diri kita sendiri maupun untuk kelaurga.  Tentang hal ini islam sangat memberikan dorongan/support.  Kita dilarang menjadi muslim yang lemah sebagaimana dalam hadist rosulullah Saw :
”Muslim yang kuat lebih dicintai dibanding muslim yang lemah”
”dan takutlah kamu jika meninggalkan keturunan yang lemah”.  
Agama islam adalah agama yang tawazun atau agama yang seimbang dalam memandang suatu persoalan hidup dan kehidupan bahka sampai kehidupan akhirat sekalipun. 

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Saat ini kondisi kita memang memprihatinkan, Indeks pembangunan manusia indonesia (human development index) kita menempati urutan bawah dari semua nagara didunia, padahal kita mayoritas muslim.  Kondisi perekonomian dan income perkapita atau penghasilan masih bagitu rendah bahkan masih banyak saudara kita yang tergolong berada di bawah garis kemiskinan.  Padahal kemiskinan itu dekat dengan kekufuran.  Maka dapat dimengerti hanya untuk kepentingan perut orang bisa pindah agama hanya untuk mendapatkan 1 kardus supermidie, ½ kg susu skim atau karena mendapatkan bantuan biaya sekolah bahkan karena tidak dapat membayar biaya pelayanan kesehatan. 

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Bicara tentang ekomomi islam begitu lama memberikan contoh dan tuntunan bagaimana kita bisa hidup bersaing atau kompetitif dalam menjalami kehidupan.  Kita disuruh mencari kehidupan dunia disamping mencari bekal utama yaitu penghidupan akhirat  sebagaimana firman Allah :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلاَ تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
 (Q.S. Al Qasas : 77)
Artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…”.

Dari ayat tersebut artinya kita harus ambil bagian dalam menggampai kenikmatan dunia.  Suatu jebakan lama yang mengatakan bahwa “orang islam itu surganya di akhirat di dunia penjara baginya”.  Jangan-jangan kalimat ini ditanamkan belanda ketika menjajah kita agar kita terus tertinggal dalam setiap sisi kehidupan.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Untuk produktif dalam bidang ekomomi tidak dapat dipungkiri kita harus mempunyai ilmu dan keterampilan yang paling mendasar adalah kita harus bekerja.   Dalam menjalani hidup kita tidak diperbolehkan hanya menjalankan ibadah dimasjid saja atau disajadah saja lalu kita menunggu dirumah rejeki dari Allah. Bukankah begitu jelas
Allah memperingatkan kita :
Artinya :
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
(Q.S. Al Jumu’ah ; 10).
Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berusaha untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan segala perintahnya.  Secara kuantitas kita laksanakan sesuai dengan dengan jumlahnya dan secara kualitas kita laksanakan sesuai dengan tuntunan agama kita.  Seperti shalat ”rosul mengisyaratkan shalatlah sebagaimana aku shalat, karena kalau kita tidak mengerjakan sesuai dengan tuntunan jangan-jangan kita tidak mendapatkan apa-apa atau malah celaka sebagimana firman Allah :
ÇÌÈ ×@÷ƒuqsù šú,Íj#|ÁßJù=Ïj9 ÇÍÈ tûïÏ%©!$# öNèd `tã öNÍkÍEŸx|¹ tbqèd$y ÇÎÈ tûïÏ%©!$# öNèd šcrâä!#tãƒ ÇÏÈ tbqãèuZôJtƒur tbqãã$yJø9$# ÇÐÈ
4.  Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5.  (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6.  Orang-orang yang berbuat riya
7.  Dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Terlepas dari hikmah dan kebaikan yang dikaruniakan Allah dari ibadah yang kita jalankan, janganlah kita menjadi salah niat,  nilai sehat yang kita dapatkan da setumpuk dampak baik lainnya itu hanyalah bonus atau hadiah dari  Allah yang maha kuasa, tapi itu semua kita kerjakan dengan iklas dan yang kita cari tetaplah keridhoan Dari-Nya.  Semoga dengan peringatan hari kesehatan nasional ini kita semakin termotivasi untuk beribadah yang salah satu dampaknya adalah untuk menjaga kesehatan kita secara individu, masyarakat maupun negara ”sehat negeriku sehat bangsaKu.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua dan kita termasuk orang-orang yang beruntung.