Jumat, 18 Oktober 2013

penelitian kinerja dosen akper


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KINERJA DOSEN JURUSAN KEPERAWATAN
DI LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN 2012

Gunardi Pome, Jhon Feri
Dosen Prodi Keperawatan Baturaja dan Lubuk Linggau
                                                           


ABSTRAK


Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia di atur dalam Undang-undang No.20 tahun 3003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Sistem Pendidikan Nasional memuat antara lain dasar, fungsi, tujuan, jenis, jenjang pendidikan, tenaga pendidikan , sumber daya pendidikan, kurikulum, penilaian, peran serta masyarakat, pengelolaan dan pengawasan pendidikan lainnya.  Salah satu pendidikan perofesional pemula untuk tenaga keperawatan yaitu akademik keperawatan atau yang tergabung dalam politeknik kesehatan adalah jurusan keperawatan dengan jenjang pendidikan diploma III keperawatan.  Dosen memainkan peranan penting bagi berjalannya proses pendidikan yang mampu menjamin mutu.  Seseorang dosen haruslah memiliki kualifikasi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya, termasuk mengajar bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, siapa saja yang menyandang profesi sebagai tenaga pendidikan harus secara kontinya meningkatkan profesionalismenya dan harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab sehingga pencapaian tujuan pendidikan akan dapat di raih(9)
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada salah satu jurusan keperawatan di polekkes Palembang beberapa keluhan yang muncul adalah “dosen mengajar tidak menyelesaikan materi dalam satu paket semester, tidak memberikan silabus dan terlambat mengajar/lebih cepat pulang”.
Penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan  Cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data yang dipelajari diambil dari populasi untuk memperoleh kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel.(27) 
Analisis data kuantitatif meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.(26)  Populasi penelitian adalah semua dosen yang mengajar jurusan keperawatan di lingkugan Politeknik Kesehatan Palembang baik yang berstatus dosen bersertifikasi maupun dosen yang belum bersertifikasi berjumlah 64 orang. Sample diambil dengan menggunakan teknik probality sampling yaitu Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana) berjumlah 55.
Hasil penelitian ditemukan bahwa factor usia, lama kerja, sertifikasi,supervise, kelengkapan alat tidak berhubungan secara statistic dengan kinerja.   Sedangkan factor motivasi ada hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen.    Ada hubungan yang signifikan secara statistic antara motivasi dan kinerja dosen jurusan keperawatan di Lingkungan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2012
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang memilki berbagai kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan akan pendidikan.  Begitu pentingnya pendidikan sehingga dalam badan dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki suatu bagian yaitu United Nation Educational Scientific dan Cultural Organization (UNESCO) untuk memperhatiakan kondisi pendidikan di berbagai belahan dunia.   Di Indonesia pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia guna mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Kualitas manusia yang unggul akan memungkinkan bangsa indonesia mengembangkan diri di segala aspek, baikjasmani aupun rohani (30)
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia di atur dalam Undang-undang No.20 tahun 3003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Sistem Pendidikan Nasional memuat antara lain dasar, fungsi, tujuan, jenis, jenjang pendidikan, tenaga pendidikan , sumber daya pendidikan, kurikulum, penilaian, peran serta masyarakat, pengelolaan dan pengawasan pendidikan lainnya.  Salah satu pendidikan perofesional pemula untuk tenaga keperawatan akademik keperawatan atau yang tergabung dalam politeknik kesehatan adalah jurusan keperawatan dengan jenjang pendidikan diploma III keperawatan.  Ration penduduk dengan perawat memperlihatkan perubhan yang relatif tinggi, terlihat peningkatan jumlah perawat sepuluh kali lebih besar dalam jangka waktu 40 tahun terakhir, tetap ratio ini tidak menggambarkan kualitas perawat yang kompeten tetapi masih terfokus pada aspek kuntitas/penambahan jumlah tenaga perawat(12)
Dosen memainkan peranan penting bagi berjalannya proses pendidikan yang mampu menjamin mutu.  Seseorang dosen haruslah memiliki kualifikasi yang cukup untuk melaksanakan tugasnya, termasuk mengajar bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, siapa saja yang menyandang profesi sebagai tenaga pendidikan harus secara kontinya meningkatkan profesionalismenya dan harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab sehingga pencapaian tujuan pendidikan akan dapat di raih(9)
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada salah satu jurusan keperawatan di polekkes Palembang sebaian besar keluhan yang muncul adalah guru mengajar tidak menyelesaikan materi dalam satu paket semester, tidak memberikan silabus dan terlambat mengajar/lebih cepat pulang.
Menurut Gibson ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kinerja individu dalam melakukan tugasnya yaitu variable individu, variable psikologis dan variable organisasi.  Variabel individu dikelompokkan pada sub variable kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga, tingkat social dan pengalaman serta demografis.  Variabel prikologis terdiri dari sub variable persepsi, sikap. Kepribadian, belajar dan motivasi.   Variabel organisasi terdiri dari sub variable sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.  Dengan pertimbangan homogeitas data dan keterbatasan maka peneliti mengambil beberapa factor dari ketiga variable tersebut yaitu Usia, lama kerja, motivasi, tersertifikasi, supervisi, kelengkapan alat bantu mengajar.(12) 
Di jurusan keperawatan dalam lingkungan Politeknik  Kesehatan Palembang tahun 2012 belum ada informasi secara terintegrasi dari ketiga jurusan keperawatan tentang kinerja dosen, berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja dosen di jurusan Keperawatan dalam lingkungan polieknik Kesehatan Palembang tahun 2012. 



METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan  Cross sectional dengan pendekatan Deskriptif analitik. Data yang dipelajari diambil dari populasi untuk memperoleh kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel.(27)  Analisis data kuantitatif meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.(26)  Populasi penelitian adalah semua dosen yang mengajar jurusan keperawatan di lingkugan Politeknik Kesehatan Palembang baik yang berstatus dosen bersertifikasi maupun dosen yang belum bersertifikasi berjumlah 64 orang. Sample diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling berjumlah 55 orang.

HASIL

1. Kinerja.
Tabel 1
Distribusi frekuensi Kinerja Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012
Kinerja Dosen
JUMLAH
PERSENTASE
Rendah
12
21.8
Tinggi
43
78, 2
Total
55
100
2. Usia
Tabel 2
Distribusi frekuensi usia Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012
USIA
JUMLAH
PERSENTASE
Muda
49
89,1
Tua
6
10,9
Total
55
100
3. Lama Kerja
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Lama Kerja Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

Lama Kerja

JUMLAH

PERSENTASE
< 11 tahun (median)
28
50,9
> 11 tahun
27
49,1
Total
86
100
4. Motivasi
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Motivasi Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012
Motivasi
JUMLAH
PERSENTASE
Rendah
22
40,0
Tinggi
33
60,0
Total
55
100






6. Sertifikasi
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Status Sertifikasi Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012
Status Sertifikasi
JUMLAH
PERSENTASE
Belum
34
61,8
Tersertifikasi
21
38,2
Total
55
100

5. Supervisi                                             Tabel 6
Distribusi Frekuensi Supervisi Dosen di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

Supervisi
JUMLAH
PERSENTASE
Kurang
44
80,0
Baik
11
20,0
Total
55
100

7. Kelengkapan Alat.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Alat Bantu Mengajar di lingkungan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

Kelengkapan Alat
JUMLAH
PERSENTASE
Kurang
8
14,5
Lengkap
47
85,5
Total
55
100
.
8. Usia  dan Kinerja Dosen
Tabel 8
Hubungan usia dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

    
      USIA
KINERJA
TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,110

Muda
9
18,4
40
81,6
49
100
Tua
3
50,0
3
50,0
6
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

9. Lama Kerja  dan Kinerja Dosen
Tabel 9
Hubungan Lama Kerja dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012



     Lama Kerja
KINERJA
TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,691

    < 11 tahun
5
17,9
23
82,1
28
100
> .11 tahun
7
25,9
20
74,1
27
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

3. Motivasi  dan Kinerja Dosen
Tabel 4.10
Hubungan Motivasi dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012



     MOTIVASI
KINERJA

TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,001

Rendah
10
45,5
12
54,5
22
100
Tinggi
2
6,1
31
93,9
33
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

4. Seritifikasi  dan Kinerja Dosen
Tabel 4.11
Hubungan Sertifikasi dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

   SERTIFIKASI
KINERJA

TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,750

Belum
8
23,5
26
76,5
34
100
Sertifikasi
4
19,0
17
81,0
21
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

5. Supervisi  dan Kinerja Dosen
Tabel 12
Hubungan Supervisi dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

    SUPERVISI
KINERJA
TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,230

Kurang
8
18,2
36
81,8
44
100
Baik
4
36,4
7
63,6
11
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

6. Kelengkapan Alat Bantu Mengajar dan Kinerja Dosen

Tabel 13
Hubungan Kelngkapan Alat dengan  Kinerja Dosen
di Lingkungan Poltekkes Jurusan Keperawatan Tahun 2012

  KELENGKAPAN
ALAT
KINERJA
TOTAL
P.VALUE
RENDAH
TINGGI
N
%
N
%
N
%
0,352

Kurang
3
37,5
5
62,5
8
100
Lengkap
9
19,1
38
80,9
47
100
TOTAL
12
21,8
43
78,2
55
100

A.   Pembahasan
1. Kinerja Dosen.
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar dosen mempunyai kinerja Tinggi yaitu berjumlah 43 responden (78,2%).  Sedangkan yang mempunyai kinerja rendah hanya 12 responden (21,8%). Bila dilihat dari proporsi dosen yang mempunyai kinerja tinggi maka kondisi ini akan membantu peningkatan jenjang pencapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan melalui tugas dosen dalam melaksanakan tugasnya.

2. Usia
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar dosen berusia muda yaitu berjumlah 49 responden (89,1%).  Proporsi usia muda yang besar memberikan peluang bagi Institusi untuk lebih mengembangkan dan terus meningkatkan kompetensi terutama dalam mengikuti pendidikan lanjut dan pelatihan.  
Hasil analisis hubungan antara usia dengan kinerja dosen diperoleh bahwa ada 9 dari 49 (18,4%) dosen yang berusia muda mempunyai kinerja rendah, Sedangkan diantara dosen yang berusia Tua ada 3 dari 6 (50,0%) mempunyai kinerja tinggi.  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,110 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi usia dengan Kinerja dosen (tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan Kinerja dosen). 
Menurut Robin (1989) ada keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia.  Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke dalam pekerjaan mereka, namun pekerja tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru. Namun dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik namum hasil penelitian menunjukkan proporsi dosen yang berusia muda yang mempunyai kinerja tinggi lebih banyak (80,1%) di bandingkan dengan dosen yang berusia tua (50,0%). 

3. Lama Kerja
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar bekerja kurang dari 11 tahun yaitu berjumlah 48 responden (50,9%).
Secara teori lama kerja akan mempengaruhi kinerja seseorang, lamanya masa kerja dan pengalaman dalammengelola kasus juga berhubungan dan berpengaruh terhadap keterampilan seseorang (Suganda, 1997).  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,691 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi lama kerja dengan Kinerja dosen (tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan Kinerja dosen).  Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (1999) menunjukkan hasil yang berbeda dimana didapatkan bahwa pengalaman mengajar tidak berhubungan dengan kinerja dosen.

4. Motivasi
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar dosen mempunyai motivasi tinggi yaitu berjumlah 33 responden (60,0%).  Hasil analisis hubungan antara motivasi dengan kinerja dosen diperoleh bahwa ada 10 dari 22 (45,5%) dosen yang mitivasinya rendah mempunyai kinerja rendah, Sedangkan diantara dosen yang memiliki motivasi tinggi ada 31 dari 33 (93,9,0%) mempunyai kinerja tinggi.  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (lebih Kecil dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi motivasi dengan Kinerja dosen (ada hubungan yang signifikan antara usia dengan Kinerja dosen). 
Menurut Robbin (2001) motivasi akan terkait dengan kepuasan dan kinerja.  Hasil penelitian di atas senada dengan penelitian yang dilakukan Rusdi (2001) yaitu ada hubungan yang bermakna antara motivasi dan kinerja perawat di RSUD Ciawi kabupaten Bogor. 
Pada penelitian ini motivasi berhubungan dengan kinerja dosen ini menunjukkan bahwa sesuatu yang berhubungan dengan upaya peningkatan motivasi baik intrinsik maupun ektrinsik perlu menjadi perhatian dari pihak Manajemen terutama di Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan sehingga kinerja dosen dpat terus ditingkatkan bahkan meningkat secara berarti.  

6. Sertifikasi
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar belum tersertifikasi yaitu berjumlah 34 responden (61,8%).   Proporsi dosen yang sudah tersertifikasi yang mempunyai kinerja tinggi lebih besar yaitu 81,0%, sedangkan dosen yang belum tersertifikasi mempunyai kinerja rendah lebih kecil yaitu 76,5%.  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,750 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi status sertifikasi dengan Kinerja dosen (tidak ada hubungan yang signifikan antara status sertifikasi dengan Kinerja dosen). 
Dampak sertifikasi ini belum optimal dapat juga disebabkan dosen yang berstatus tersertifikasi masih belum lama lulus sertifikasi dan rata-rata belum menerima tunjangan imblan sertifikasi, sehingga dampaknya belum dirasakan secra langsung oleh dosen.  

5. Supervisi
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar kurang supervisi yaitu berjumlah 44 responden (80,0%).   Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,230 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi supervisi dengan Kinerja dosen (tidak ada hubungan yang signifikan antara supervisi dengan Kinerja dosen).  
Terjadinya hubungan yang tidak bermakna tersebut berdasarkan pengamatan peneliti dapat dikarenakan ada motivasi lain/alasan lain yang memacu mereka untuk tetap melakukan tugasnya dengan baik/kinerja, yaitu bahwa mengajar adalah bagian dari tugas yang dibebankan negara bahkan bagian dari ibadah yang pertanggung jawabannya itu dengan Tuhan.

7. Kelengkapan Alat.
Dari hasil analisis didapatkan sebagian besar alat bantu mengajar lengkap yaitu berjumlah 47 responden (85,5%).  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,352 (lebih besar dari alpha 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi Kelengkapan alat dengan Kinerja dosen (tidak ada hubungan yang signifikan antara kelengkapan alat dengan Kinerja dosen). 
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsi ketersediaan alat sudah baik ini menunjukkan perhatian dari pihak poltekkes Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi (Manajemen) sudah lebih memperhatikan kebutuhan khususnya penunjang Proses Belajar Mengajar yang nantinya kita harapkan dapat meningkatkan kualitas produk pendidikan (mutu lulusan).  Terjadinya hubungan yang tidak bermakna tersebut berdasarkan pengamatan peneliti dapat dikarenakan dosen mempunyai motivasi yang tinggi dalam mengajar dan selalu berupaya bila ada kekurangan alat dengan menggunakan metode mengajar yang tidak hanya bergantung pada alat tertentu saja. 

KESIMPULAN
            Sebagian besar kinerja dosen di jurusan keperawatan di Lingkung Politeknik Kesehatan Palembang  tinggi (78,2%).  Hasil uji statistic didapatkan variable usia, lama kerja, sertifikasi, supervise  dan ketersediaan alat tidak berhubungan sedangkan factor motivasi menunjukkan ada hubungan yang bermakna secara statistic.

SARAN
Pihak pimpinan dan managemen perlu mengupayakan untuk tetap mempertahankan motivasi dosen sehingga kinerja yang selama ini sudah baik semakin meningkat, Peneliti lain dapat mengembangkan variable dan lingkup penelitian yang lebih luas terutama yang berhubungan dengan kinerja dosen.


DAFTAR PUSTAKA
Adiono. S, Analisis kepemimpinan yang mendorong iklim kerja dan motivasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja perawat di rumah Sakit Palu, Tesis, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2002.
Badruzzaman, Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen politeknik kesehatan Jurusan Keperawatan Dep.Kes. RI, Banda Aceh, Tesis, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok , 2003.
As’ad. A, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri, Liberty, Yogyakarta, 1991.
Arep. I dan Tanjung. Manajemen Motivasi, Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2003.
Abidin, F. Z. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen di akademi keperawatan Dep.kes. Palembang, Tesis, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok , 2002.
Azwar. A,  Pengantar Administrasi kesehatan, Bina Aksara, Jakarta1996.
Bachtiar. A, Manajemen Sumber Daya msnusia Untuk Mutu, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2003.
Bacal. R, Performance management , memberdayakan karyawan meninkatkan kinerja melalui umpan balik, mengukur kinerja, PAlih bahasa; Surya Dharma dan yanuar irawan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Danin. S, Inovasi pendidikan dalam upaya peingkatan profesionalisme tenaga pendidikan, Pustaka Setia, Bandung.2002
Danin. S, Ekonomi sumber daya manusia, analisa ekonomi pendidikan, isu-isu ketenagakerjaan, pembiayaan investasi, ekuitas pendidikan, industri pengetahuan, Pustaka setia, Bandung. 2004
Hamalik. Oemar, Proses belajar mengajar, PT Bumi aksara, Jakarta, 2002
Ilyas. Y. Determinan Kinerja dokter Puskesmas, Kasus : dokter pegawai tidak tetap (PTT), Disertasi, Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 1999.
Kusnadi. H, Masalah, Kerja sama, konflik dan kinerja (kontemporer dan islam). Taroda Malang, 2002.
Maslow, likert, McGregor, Herzberg, Clark, Motivasi dan prilaku, Editor : Huneryager, Daharaprice, 1993.
Murti. Bisma,  Penerapan Metode Statistik  non parametric dalam ilmu-ilmu kesehatan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.
Moekidjat, Manajemen Personalia dan Sumber daya masnusia, Mandar Maju, , Bandung, 1995.
Nitisemito A, Manajemen personalia,: Edisi III, Galia Indonesia, 1996.
Murti, Bisma, Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta; 2006.
Notoatmodjo. Soekidjo, Pembangunan Sumber Daya manusia, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1992.
Nuraini. A, Hubungan motivasi kerja dengan kinerja Dosen Akademi Perawatan Dep.Kes. Jakarta, Tesis, FKMUI, 1999.
Pohan. Imbalo S, Jaminan Mutu pelayanan Kesehatan, Dasar-dasar pengertian, Kesaint Balnc, Jakarta, 2002.
Purwanti, Kompetensi mengajar dosen Perguruan Tinggi Swasta di Malang, , Program Pascasarjana IKIP Jakarta, Yogyakarta; 1998.
Bacal. R, Performance management , memberdayakan karyawan meninkatkan kinerja melalui umpan balik, mengukur kinerja, PAlih bahasa; Surya Dharma dan yanuar irawan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Robbin. S.P, Prilaku Organisasi, Sandiego University, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1, PT Pren Hallindo, Jakarta, 2002
Robbin. S.P, Prilaku Organisasi, Sandiego University, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2, PT Pren Hallindo, Jakarta, 2002
Luknis Sabri, Hastono. S. P, Statistik Kesehatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008
Singarimbun. Masri, Effendi S, Metode penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1995.
Santoso. Singgih, Buku Latihan SPSS statistik Parametrik, Elex Media Kompetindo, Jakarta, 2000
Slameto, Sistem Belajar mengajar dengan sistem kredit semester, Bumi Aksara, Jakarta, 1991
Soedijarto, Memantapkan sistem pendidikan Nasional, Grasindo, Jakarta, 1993
Syafaruddin, Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, Grasindo, Jakarta, 2002
Syafaruddin dan tangkilisan, Kinerja organisasi publik, YPAPI, Yogyakarta, 2001
Tampubolon D, Perguruan tinggi bermutu di abad 21, Remaja karya, Jakarta, 2000
Undang Undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Usman. M. U, Menjadi guru profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar